PERTANIAN

Bertani dan Awal Cerita Kehidupan Manusia

Pekerjaan yang terkait bercocok tanam atau bertani bisa jadi dipandang sebelah mata, dianggap rendah atau diremehkan oleh sebagian besar manusia bahkan oleh manusia-manusia yang hidup di alam dengan tanahnya yang sangat subur seperti di negeri ini. Malahan para pemuda di desa yang merupakan daerah pertanian pun sudah banyak yang menghindari pekerjaan ini dengan berbagai alasan: panas terik matahari, kotornya lumpur, tidak bergengsi bila dibandingkan dengan pekerjaan di pabrik/industri atau kantoran, tidak menjanjikan pendapatannya dan sebagainya dan seterusnya dan lain-lainnya.

Padahal bidang yang satu ini sangat esensial dan hakiki dalam kehidupan manusia karena sejak dari jaman Nabi Adam a.s. sampai sekarangpun ketika bumi ini sudah renta, manusia tidak pernah bisa berhenti makan. Karena esensi dan hakikinya, bahkan asal muasal dan sebab musabab terlahirnya manusia ke muka bumi ini yang merupakan awal cerita terjadinya kehidupan seorang manusia pun di analogikan dengan ladang dan penggarapannya yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 223. Pekerjaan bertanilah dan ladangnya yang mengawali cerita kehidupan seorang manusia …….

SELENGKAPNYA

WORKSHOP & SEMINAR

INFO PELATIHAN PEMBUATAN BIBIT DAN BUDIDAYA JAMUR

brosur pelatihan bibit jamur dan budidaya jamur training workshop 2019 rumajamur

Info Pelatihan Reguler Usaha Pembibitan dan Budidaya Jamur

Jadwal Reguler Pelatihan usaha jamur  diadakan lagi setiap hari Sabtu/Minggu pukul 09.30 – 17.00

Info selengkapnya

PERTANIAN

yang Muda yang Bertani…yang Muda yang Berani

Wajah Ironis Negeri Agraris

Tidak mudah  memang meyakinkan diri ini untuk bergelut sekaligus berkawan  dengan  “dunia” yang semakin hari semakin ditinggalkan generasi muda negeri ini. ’Dunia’ yang identik dengan lumpur, kekeringan, banjir, hama, puso, ketergantungan pupuk kimia, kaum tua, hingga rendahnya tingkat kesejahteraan. Dunia yang bahkan oleh para sarjananya pun banyak ditinggalkan karena mungkin dirasa kurang bergengsi atau  tidak cukup potensial untuk memperoleh kesejahteraan hidup.

Seperti inilah wajah ironis negeri ini…negeri agraris yang seyogyanya memiliki dukungan iklim, sumber daya alam yang berlimpah dan juga sumber daya pemuda yang begitu potensial namun justru  ditinggalkan. Bahkan bukan tidak mungkin bila suatu hari  kita pun akan mengimpor sarjana pertanian di tengah ribuan sarjana pertanian yang dihasilkan negeri ini. Artikel selengkapnya..