Diperkirakan produksi jamur dalam negeri mencapai 1 juta ton/tahun. Produksi tersebut masih didominasi oleh daerah tertentu di pulau jawa. Beberapa daerah penghasil jamur terbesar adalah Karawang, Bogor, Bandung, Wonosobo, Purworejo, Yogyakarta, Malang, Probolinggo, dan Jember.
Sebagai contoh, produksi jamur merang mencapai 55-60% dari total produk jamur nasional. Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Karawang, Subang, dan Cirebon. Berdasarkan data dinas pertanian kabupaten Karawang, tahun 2010 terdapat 2486 kumbung dengan total produksi 4791 ton. Nilai investasi hampir 20 miliar atau sekitar 8juta/kumbung dengan nilai produksi sekitar 100 miliar.
Jawa Barat dikenal sebagai sentra produksi jamur tiram. Beberapa kota di Jawa Barat dikenal sebagai penghasil jamur tiram adalah kabupaten Bandung (Cisarua, Lembang, Ciwidey, dan Pangalengan), Bogor, Sukabumi, Garut, dan Tasikmalaya. Di luar provinsi jawa barat, jamur tiram juga dibudidayakan di daerah magelang dan karanganyar (jawa tengah), kaliurang (Yogyakarta), malang, dan pasuruan (jawa timur), hingga bedugul (bali).
Jamur kuping banyak ditemukan di jawa tengah, yaitu di ambarawa dan Yogyakarta serta di Ciwidey, jawa barat. Walaupun belum banyak pelaku usaha jamur champignon alias jamur kancing, dapat dijumpai di bumiayu (jawa tengah), dan randutatah, Malang (jawa timur). Pelaku usaha jamur shiitake berada di cibodas, lembang, dan malang. Champignon dan shiitake lebih banyak dihasilkan oleh perusahaan besar untuk dijadikan produk olahan (kalengan). Sementara itu, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping lebih merakyat sehingga banyak dipilih untuk dibudidayakan.